Yogyakarta – Sebanyak delapan mahasiswa jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) berhasil mengembangkan pesawat aerobatik. Mereka tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UMKM) Aero yang baru terbentuk akhir tahun 2024.
Ke delapan mahasiswa tersebut adalah Muhammad Irfan Haikal Athallah, Lathifah Citra Mahkota, Annisa Zakkya Drajat, Muhammad Ramdhan Yusuf, Hamim Hasan Muhammad, Friska Yuniar, Aldy Ariansyah Wibowo, dan Tika Oltavia. Mereka semua angkatan 2023.
“Tim ini baru dimulai Desember 2024 kemarin dan targetnya akan kami lombakan di KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) 2025. Sejauh ini baru 1 pesawat ini yang kami buat sebagai bahan untuk latihan pilot dan mengenal tentang wiring serta komponen di dalam pesawat,” kata Muhammad Irfan selaku Ketua UKM Aero FTI UII.
Terbentuknya UKM Aero menurut Irfan atas insiatif mereka sendiri. Apalagi dari angkatan mereka ada yang sudah berpengalaman di dunia aeromodelling.
Namun di sisi lain, di UII sendiri UKM aero sudah lama tidak ada. Sehingga mereka bersama-sama memutuskan untuk membuat tim aerobatik.
Adapun pesawat yang berhasil dirancang memiliki bentang sayap sepanjang 1400 mm dan panjang fuselage 1230 mm. Desainnya terinspirasi dari bentuk capung serta struktur fixed wing.
“Desain ini memberikan kestabilan optimal saat terbang, memungkinkan manuver yang lebih luas, serta mendukung stabilitas yang baik di udara,” ujarnya.
Pesawat dilengkapi dengan motor di bagian depan untuk menghasilkan daya dorong, sementara servo mengontrol aileron, elevator, dan rudder untuk mengatur gerakan pesawat. Dengan dua servo untuk aileron yang mengatur gerakan ke kiri atau kanan saat berbelok, pesawat dapat bermanuver dengan stabil.
Satu servo akan mengontrol elevator untuk mengatur gerakan naik atau turun bagian depan pesawat. Sedangkan satu servo lainnya mengontrol rudder untuk mengontrol arah pesawat ke kiri atau kanan.
Cara kerjanya cukup sederhana. Remote control mengirimkan sinyal ke receiver di pesawat, lalu receiver ini akan menerjemahkan sinyal menjadi gerakan servo dan motor sesuai perintah yang diterima.
“Misalnya, saat joystick digerakkan ke kanan pada remote control, sinyal tersebut dikirim ke receiver, yang kemudian menggerakkan servo aileron untuk mengubah posisi sayap ke kanan, sehingga pesawat berbelok ke kanan,” terang dia.
Untuk gerakan naik-turun, lanjut Irfan, jika joystick elevator dipindahkan ke atas, receiver akan menggerakkan servo elevator untuk menaikkan hidung pesawat. Sebaliknya, jika joystick diturunkan, servo elevator akan menurunkan hidung pesawat.
Sedangkan untuk kontrol arah, joystick rudder mengatur gerakan rudder sehingga pesawat bisa berbelok ke kiri atau kanan dengan stabil. Selain itu, ada kontrol throttle atau throttle stick pada remote control yang mengatur kecepatan motor.
Jika throttle ditingkatkan, motor akan berputar lebih cepat dan menghasilkan daya dorong yang lebih besar untuk mempercepat atau mempertahankan kecepatan penerbangan. Jika throttle dikurangi, motor akan berkurang kecepatannya sehingga pesawat melambat atau berhenti.
“Pesawat ini sendiri belum ada kebaruan yang kami buat sebab kami juga baru pertama kali merancang bersama sehingga prototype 1 ini hanya akan digunakan untuk latihan pilot saja. Tapi tidak menutup kemungkinan jika kedepannya akan kami masuki celah celah inovasi,” bebernya.
Dosen Jurusan Teknik Elektro FTI UII Sisdarmanto Adinandra menyambut positif terbentuknya UKM Aero ini. Ia berharap UKM Aero bisa menghasilkan temuan-temuan yang bermanfaat untuk kebutuhan masyarakat.
“Harapannya temuan inovasi yang dikembangkan bisa bermanfaat untuk berbagai kebutuhan termasuk mitigasi bencana mengingat kita di Yogyakarta hidup dekat wilayah rawan bencana,” pungkasnya.