Surabaya – Pada tahun 2023, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggencarkan program Padat Karya di berbagai penjuru kota. Alhasil, hingga akhir tahun 2023, program Padat Karya melalui bantuan usaha atau wirausaha dan penyaluran bekerja sudah menyerap sebanyak 36.194 tenaga kerja.
Wali Kota Eri menjelaskan bahwa dalam rangka mengentas kemiskinan, gizi buruk dan stunting, harus ada pekerjaan untuk warga, terutama warga miskin. Makanya, sasaran utama program Padat Karya ini adalah warga miskin.
“Jadi, jumlah warga miskin itu harus terus berkurang. Bagaimana caranya? Pemkot Surabaya bersama DPRD Kota Surabaya dan stakeholder saling bersinergi untuk mengentas kemiskinan itu. Salah satunya melalui program Padat Karya ini,” kata Wali Kota Eri, Kamis (11/1/2024).
Hingga saat ini, sudah banyak jenis usaha yang dilakukan melalui Padat Karya itu, seperti usaha cuci mobil, laundry, menjahit, rumah produksi batik, café, sentra wisata kuliner, dan jenis usaha lainnya. Yang bekerja di Padat Karya itu adalah warga miskin, mereka dilatih dan diberikan peralatan untuk menjalankan usahanya itu, lalu akan dievaluasi secara berkala setiap bulan terkait pendapatan dan kendala yang dihadapi selama menjalankan usahanya itu. “Melalui program ini, sudah ribuan warga miskin yang bisa bekerja lagi,” katanya.
Selain itu, pemkot juga melakukan intervensi melalui penyaluran bekerja berupa penempatan tenaga kerja secara formal maupun informal. Beberapa bentuk penyaluran bekerja itu adalah penyaluran bekerja pada Perangkat Daerah Pemkot Surabaya untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. Di samping itu, penyaluran bekerja hasil komitmen kemitraan yang dijalin oleh Perangkat Daerah dengan perusahaan yang ada di Surabaya.
Kemudian, penyaluran bekerja sesuai peluang kerja di masing-masing wilayah domisili keluarga miskin, seperti menjadi petugas air isi ulang, jasa Asisten Rumah Tangga, Baby Sitter, Pengantar Paket dan sebagainya. “Jadi, jumlah intervensi Padat Karya melalui bantuan usaha dan penyaluran bekerja selama tahun 2023 sebanyak 36.194 tenaga kerja,” tegasnya.
Menurutnya, posisi pemkot dalam hal ini adalah sebagai fasilitator, yakni memiliki tugas untuk menunjang kegiatan masyarakat dan meningkatkan pendapatan, sekaligus menaikkan taraf hidup warga. Dalam menjalankan Padat Karya itu, ia meminta semua pihak meninggalkan ego sektoral serta harus memiliki rasa kebersamaan dan gotong royongnya, sehingga ekonomi kerakyatan Surabaya bisa terus digerakkan.
Wali Kota Eri menegaskan bahwa di tahun 2024 ini, program Padat Karya akan terus dilanjutkan. Bagi dia, banyak hal yang bisa digenjot untuk Padat Karya di tahun 2024 ini. Salah satunya kebutuhan daging di perhotelan.
“Jadi, nanti yang suplay daging di hotel-hotel itu ya pemkot melalui program Padat Karya. Makanya, warga miskin nanti harus siap bekerja yang seperti ini. Bisa pula yang pemuda-pemudanya nanti mencetak map-map pemkot dan bisa juga bikin usaha sablon, insyaallah itulah yang akan terus kita lakukan di tahun 2024,” pungkasnya.
(shf)